BIOTRANSFORMASI

MAKNA BIOTRANSFORMASI

Perubahan biokimia mengubah ciri-ciri fisikokimia xenobiotika, terutama sifat lipofilnya. Untuk xenobiotika, termasuk racun, sering tidak hanya ada satu alur penguraian tetapi biotransformasi mungkinterjadi dengan lebih dari satu cara. Jumlah metabolit yang terbentuk menyatakan seberapa jauh peranansuatu proses biokimia. Contohnya adalah setelah penggunaan asam salisilat, 50% dari jumlah yangdiekskresikan dalam urin ditemukan sebagai asam salisilurat. 25% sebagai glukuronida dan sejumlah kecildalam bentuk turunan produk oksidasi asam gentisat. Jenis produk ekskresi dari suatu zat dapat dipengaruhi juga oleh harga pH urin.Biotransformasi mempunyai aspek ke-stereoselektif-an beberapa reaksi biokimia, dimana salah satuisomer lebih cepat dimetabolisme dari isomer yang lain. Pada konsentrasi zat yang meningkat, jumlah yangdimetabolisme per satuan waktu naik, sehingga tercapai konsentrasi yang menyebabkan enzim yang berperanpada metabolisme menjadi jenuh. Peningkatan konsentrasi substrat selanjutnya tidak lagi mengakibatkanpeningkatan jumlah metabolit yang dibentuk per satuan waktu. Namun pada umumnya konsentrasi substrat didalam organisme tetap berada di bawah konsentrasi pada kejenuhan sehingga jumlah metabolit yangdibentuk per satuan waktu adalah sebanding dengan konsentrasi substrat. Aspek selanjutnya adalah gejala induksi atau pengimbasan, dimana dengan adanya substrat tertentusering meningkatkan sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme. Kapasitas enzim yang meningkat dalamhal ini dilandasi oleh peningkatan sintesis enzim. Karena enzim yang mengambil bagian dalam biotransformasimemetabolisme sejumlah besar zat, ada kemungkinan bahwa biotransformasi dari suatu zat A mengganggubiotransformasi zat B. Kemampuan pengimbasan enzim tidak terbatas hanya pada zat yang merupakansubstrat untuk sistem enzim ini, tetapi juga zat yang tidak dimetabolisme, terutama zat yang lipofil, yangtinggal lama di dalam organisme. Induksi atau pengimbasan proses biotransformasi terutama terjadi padakombinasi zat.Penyelidikan proses biokimia yang berperanan pada perubahan zat asing, dikenal sebagaixenobiokimia, mutlak diperlukan untuk pemahaman manifestasi toksikologi. Hal-hal yang berlangsung dalamhal ini, yaitu biotransformasi, dapat digolongkan menjadi:Reaksi fase I (Reaksi penguraian), yaitu: pemutusan hidrolitik, oksidasi dan reduksi. Umumnya reaksi faseI mengubah bahan yang masuk ke dalam sel menjadi lebih bersifat hidrofilik (mudah larut dalam air)daripada bahan asalnya.Reaksi fase II (Reaksi konjugasi), terdiri dari reaksi sintesis dan konjugasi. Oleh reaksi konjugasi maka zatyang memiliki gugus polar (-OH, -NH2, -COOH), dikonjugasi dengan pasangan reaksi yang berasal daritubuh sendiri dan lazimnya diubah menjadi bentuk yang larut dalam air, dan dapat diekskresikan denganbaik oleh ginjal. Reaksi fase II ini merupakan proses biosintesis yang mengubah bahan asing ataumetabolit dari fase I membuat ikatan kovalen dengan molekul endogen menjadi konjugat.Reaksi penguraian (fase 1) biasanya disusul oleh reaksi konjugasi (fase 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar